Sabtu, 15 Mei 2010

Over Posesif vs Psikoat



BERHADAPAN dengan si over posesif yang cenderung agresif (menyiksa baik verbal nonverbal) haruskah kita super hati-hati?Adakah kecenderungan mereka menjadi psikopat?
Menurut Ratih Ibrahim,Psi,MM, antara over posesif dan psikopat sebenarnya berbeda meski menifestasinya hampir sama Kekerasan.
"Psikopat adalah bagian dari Psikopathology. Salah satu bentuk gangguan jiwa. Ada kerusakan di dalam otaknya sehingga kemampuan menalar menjadi, merasa,berempati mengalami kerusakan",tutur Ratih.
Seseorang psikopat adalah seorang bipolar yang tidak bisa merasakan empati, mengalami ganguan antisosial, cenderung ingin mendapatkan semua yang diinginkannya, serta memiliki emosi labil.
Dituturkan Ratih, sebuah penelitian menyebutkan bahwa psikopat dipengaruhi oleh faktor genetik. Sehingga sejak lahir ia bisa memiliki bakat menjadi psikopat.
"Namun bisa juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau traumatis dimasa lalu. Seseorang yang memiliki bakat psikopat, jika ada pemicunya sedikit saja bisa langsung mencuat. Bisa karena faktor kecemburuan atau faktor sosial,"ujarnya.
Seseorang psikopat terbiasa melakukan kamuflase-kamuflase yang tidak sesuai dengan apa yang ada didalam dirinya. Ia pandai memanipulasi kata-kata da perbuatan yang akhirnya menebar kebohongan sampai ke hal-hal keji lainnya.
Bagaimana mempelakukan seseorang psikopat?"Orang seperti itu harus ditangani secara serius.Dan untuk men-judge bahwa seseorang tes yang panjangdan melibatkan medis, psikolog dan psikiater. Peyembuhanna memerlukan waktu yang lama ,"pungkas Ratih.

0 komentar:

Sabtu, 15 Mei 2010 di 05.14 |  


BERHADAPAN dengan si over posesif yang cenderung agresif (menyiksa baik verbal nonverbal) haruskah kita super hati-hati?Adakah kecenderungan mereka menjadi psikopat?
Menurut Ratih Ibrahim,Psi,MM, antara over posesif dan psikopat sebenarnya berbeda meski menifestasinya hampir sama Kekerasan.
"Psikopat adalah bagian dari Psikopathology. Salah satu bentuk gangguan jiwa. Ada kerusakan di dalam otaknya sehingga kemampuan menalar menjadi, merasa,berempati mengalami kerusakan",tutur Ratih.
Seseorang psikopat adalah seorang bipolar yang tidak bisa merasakan empati, mengalami ganguan antisosial, cenderung ingin mendapatkan semua yang diinginkannya, serta memiliki emosi labil.
Dituturkan Ratih, sebuah penelitian menyebutkan bahwa psikopat dipengaruhi oleh faktor genetik. Sehingga sejak lahir ia bisa memiliki bakat menjadi psikopat.
"Namun bisa juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau traumatis dimasa lalu. Seseorang yang memiliki bakat psikopat, jika ada pemicunya sedikit saja bisa langsung mencuat. Bisa karena faktor kecemburuan atau faktor sosial,"ujarnya.
Seseorang psikopat terbiasa melakukan kamuflase-kamuflase yang tidak sesuai dengan apa yang ada didalam dirinya. Ia pandai memanipulasi kata-kata da perbuatan yang akhirnya menebar kebohongan sampai ke hal-hal keji lainnya.
Bagaimana mempelakukan seseorang psikopat?"Orang seperti itu harus ditangani secara serius.Dan untuk men-judge bahwa seseorang tes yang panjangdan melibatkan medis, psikolog dan psikiater. Peyembuhanna memerlukan waktu yang lama ,"pungkas Ratih.
Diposting oleh Vian

0 komentar: